Tentang Tibet

Berawal dari membaca buku ‘Galaksi Kinanthi’. Tasaro dengan cerdas membuat saya penasaran dengan Tibet, walaupun hanya sekelumit yang  dipaparkan tentang Tibet dalam buku itu. Membaca kisah yang secara tidak langsung memperkenalkan kita pada budaya lain yang masih begitu asing seringkali menumbuhkan ketertarikan tersendiri, bener kn^^?!

Tibet, negeri di puncak Himalaya yang disebut juga Negeri Atap langit ternyata menyimpan banyak misteri. Kehidupan sosiokultural penduduk Tibet tidak begitu banyak terekspos ke permukaan, terus terang saya benar-benar buta mengenai Tibet sebelumnya. Tibet dan China mempunyai hubungan sejarah yang sangat panjang, tapi bukan itu yang akan saya bahas kali ini.

Ada beberapa hal yang membuat saya tertarik dengan Tibet, salah satunya adalah budaya poliandri. Yap…di Tibet, seorang wanita berhak memilih beberapa laki-laki sebagai suami untuk mempermudah kehidupannya. Nah…biasanya para suami dari seorang istri ini masih mempunyai hubungan darah (saudara), kehidupan seperti ini disebut fraternal polyandry. Biasanya, alasan terjadinya fraternal polyandry ini adalah untuk menjaga agar warisan (tanah) tidak terbagi-bagi, mendapat keturunan, menghimpun tenaga kerja, meningkatkan kesejahteraan perekonomian rumah tangga, status sosial/harga diri, serta menghemat biaya perkawinan. Di Tibet, mas kawin yang harus dibayarkan relatif tinggi, laki-laki miskin Tibet kebanyakan tidak membayar mas kawin, sehingga mereka menumpang kawin dengan istri kakak atau adik mereka. Anak-anak Tibet tidak pernah mempermasalahkan siapa ayah biologis mereka, semua suami ibu mereka adalah ayah yang harus mereka hormati. Sebagai orang Indonesia yang tidak terbiasa dengan budaya seperti itu, pasti tidak mudah untuk memahami praktek poliandri sebagai suatu kewajaran. Tentu saja, sama dengan orang Tibet memahami poligami yang dipraktikkan sebagia orang Indonesia (Setuju kan…..^^?!)

Oy, nyerempet dikit….berdasarkan artikel yang pernah saya baca, beberapa suami di India bagian barat rela menyewakan istrinya kepada pria lain, karena di wilayah tersebut kekurangan wanita lajang yang siap menikah. Bahkan, ada beberapa pria yang mengandalkan pendapatan bulanan dengan menyewakan istrinya…Wow…….!!! (Astaghfirullah….serem banget…….>_<!!!)

Kembali ke Tibet…..!

Diperkirakan sekitar 40% Orang-orang Tibet hidup secara nomaden atau semi-nomaden, di dalam tenda dan berpindah-pindah(www.traveladventures.org). Bayangkan Anda dan beberapa anggota keluaraga hidup terpisah dari masyarakat seumur hidup. Orang yang tidak memahami filosofinya tentu saja akan menganggap kehidupan seperti itu sangat mengerikan. Pada umumnya, mereka adalah penggembala (drokpa) dan pengelana. Yak adalah binatang yang sangat berharga bagi mereka, setara dengan tujuh kambing atau enam domba. Mereka membuat topi, selimut, atau kebutuhan-kebutuhan lain dari bulu Yak yang tebal. Bertempat di puncak tertinggi dunia, tentu saja Tibet adalah daerah yang tidak perlu diragukan lagi kerendahan suhunya. Mereka biasanya menghangatkan diri dari panel-panel surya yang dipasang di tenda, atau membuat pembakaran dari kotoran Yak.

Wanita Tibet adalah pekerja keras luar biasa, mereka memerah susu Yak, membuat bongkahan pupuk hewan, menimba air, mengocok mentega dan segala aktifitas lain yang total membutuhkan ketahanan fisik bukan main. Itu berlangsung sepanjang hidup mereka. Namun, justru karena pekerjaan-pekerjaan itulah, para perempuan Tibet begitu dihormati. Orang Tibet menyebut orang Muslim sebagai ‘Khace Yull, mereka datang dari Kashmir. Biasanya, darah Tibet mengalir dari garis ibu. Jadinya, anak-anak mereka punya nama depan Tibet, nama belakang Persia. Ngomong- ngomong masalh kuliner…Mentega, yoghurt, dan keju kedele yang terbuat dari ampasnya adalah bahan utama untuk tiga kali makan dalam sehari. Sedangkan Tsampa adalah makanan khas Tibet yang terbuat dari tepung giling panggang dan keju kedele. Tentu saja hanya orang Tibet yang bisa membuat Tsampa…(hehe…jadi penasaran sama rasanya….)

Sebenarnya, pemerintah China sudah lama ingin mengikis sistem nomaden Tibet (kira-kira mulai tahun 2007 lah…). Tetapi meskipun memperoleh paket kompensasi 8.000 yuan (setara US$ 1.060) per keluarga setiap tahun, banyak warga Tibet tidak suka dipaksa mengubah cara hidup yang telah dijalani berabad-abad (www.VHRmedia.com). Tentu saja….memindahkan para gembala dari padang yang telah ditempati selama berabad-abad bukan perkara mudah, hehe…;p

Nah….ini nih yang paling dahsyat…Ritual Pemakaman Orang Tibet! Agak sedikit sadis dan mengerikan…

Ritual pemakaman ini disebut “Pemakaman Langit”, atau Sky Burial (ada Novel yang judulnya kayak gini lho…saya sendiri sedang memburunya!).

Menurut keyakian orang tibet, kematian tak perlu ditakuti. manusia harus bersemangat menanti kehidupan berikutnya…

Upacara itu dimulai dengan memandikan jenasah. Kemudian rambut di sekujur tubuh di cukur habis, dari kepala sampai jempol kaki. Lalu jenazah dibalut dengan kain putih dan diletakkan dalam posisi duduk dengan kepala menunduk diatas lutut. Pada hari baik, jenazah itu dibawa ke altar di puncak gunung. Para lama mengumandangkan naskah suci untuk membebaskan rohnya dari penebusan dosa. jasad yang telah mati itu, dipenggal, diiris tipis, disayat-sayat untuk memisahkan tulang dari daging, lalu setiap tulang dimemarkan hingga hancur… diiringi suara terompet tanduk dari guru pemakaman. kemudian diletakkan di sebuah lembah untuk menjadi santapan burung Nasar hingga tak bersisa…
Biasanya, yang pertama kali disajikan untuk burung-burung ini adalah belulangnya, baru kemudian seluruh bagian tubuhnya yang lain. Filosofinya adalah, rezeki untuk seluruh makhluk di bumi. Bahkan setelah kita meninggalpun, kita masih bisa memberi kepada makhluk-makhluk lain (begitu maksudnya……haduh….tetep sadis menurutku…0:)

Yah….kita bisa menilai, bisa berpendapat..

Tetapi seperti yang diungkapkan Tasarao dalam bukunya “Galaksi Kinanthi”… Kita tidak bisa menghakimi budaya, tradisi, maupun kepercayaan orang lain dengan kacamata budaya kita.

Semoga apa yang telah saya paparkan di atas bisa menambah wawasan dan mendewasakan pola pikir kita…(halah…sok dewasa..;p)

Ambil yang positif2 aja deh….

Oy, promosi dikit..

Saya sangat merekomendasikan buku “Galaksi Kinanthi”untuk dibaca, buku yang mencerdaskan, begitu menginspirasi…

Bagi yang masih penasaran dengan Tibet, sepertinya buku “Sky Burial” cocok dijadikan santapan…

Saya juga penasaran dengan buku itu,belum pernah baca sh..sejauh ini msh baca2 resensinya aja dari berbagai sumber….Tapi kayaknya top banget tuh buku, InsyALLAH g nyesel dh bacanya…

Hehe^^…

Wassalamualaikum………………………..

18 Tanggapan to “Tentang Tibet”

  1. himawan firdaus Says:

    memang di sebagian belahan dunia ada yang mempunyai budaya yang menurut masyarakat modern terbilang ganjil alias aneh, bahkan kalo menurut dunia kedokteran perkawinan sedarah bisa menurunkan sifat/gen resesif pada anak dan kemungkinan lahir cacat, menurut agama juga tidak diperbolehkan, namun orang2 tibet itu masih bertahan dengan kebudayaannya, salut
    tapi misterius, hahaha

    • Ah….Himawan sok modern ah….
      hehe…Iya sh….Efek negatif yang mungkin terjadi sebenarnya sudah cukup jelas. Dinilai dari segi kesehatan, moral, agama, dan budaya..
      Belum lagi kekacauan atas ketidakjelasan keturunan…
      Yah…orang2 Tibet begitu menjunjung tinggi budayanya….
      Keren ya….hehe…

  2. koq sadis bgt siy??
    hikz

  3. agung ganteng Says:

    mosi-mosi winda

  4. kok g buat di mp winda???
    lbh rame lo!

    suka galaksi kinanthi juga, ya?

    • Wah…udah kadung bikin di WordPress Mas…hehe..
      Biarlah…
      Biar rame,tlng Mas Iqbal bantuin publikasiin blog saya ya Mas^^…

      Iya..bagus banget bukunya..
      Cerdas…Menginspirasi…
      Serasa keliling Dunia Mas…
      hehe…

  5. ya tinggal di pindah sj kan….
    (g repot)

  6. wah…jadi penasaran nih sama bukunya…..berburu aah…

  7. muslimshare Says:

    susah loo hidup ditempat penuh bebatuan kayak tibet… cari pemakaman aja sulit.. :d

    oyah, mampir keblogqu yaa.. kesini

    salam muslimshare

    • Iya Mas….hehe….
      Wah….mksh ya Mas udah berkunjung…jd terharu^^
      Udah liat blognya Mas, keren banget Mas…
      Jadi Malu, blogku blm ada apa2nya…

      Tp aku kq g nemu profilnya Mas ya?
      Taunya Mas anak Tekkim juga, lab Polimer…
      Nama Mas siapa?
      Salam kenal…:)

  8. Threadnya bermutu, win..
    Salut deh.
    Keep going ya!
    Ganbatte!

  9. Tibet ?
    negeri diatas awan ??
    peraih nobel Dalai Lama ???
    yang selalu ditekan ama komunis china ????
    baru tau kalo tradisi primitif tetap diterapkan oleh masyarakatnya. . .
    nice info, thx 🙂

  10. Hai mas, salam kenal,
    makasih ya info ttg tibet, saya ga tau knp ingin sekali ke Tibet, suatu hari nanti. dengan info dari mas, bikin saya makin terdorong buat ke Tibet…tp sayang masih lama kayaknya, mahal sih…:(

    oh ya, kira2 buku nya bisa dicari ditoko buku ga ya?

    salam
    chica

    • Winda Hayu P. Says:

      Salam kenal juga..:)
      hehe, aku bukan Mas2 Mbak Chica..
      Semoga berhasil ke Tibet dan dimudahkan jalannya, Amiiin..
      Never Give Up ^_^p!!

  11. Woww….lain ladang lain belalang…

Tinggalkan Balasan ke chica Batalkan balasan